JURNAL PENDIDIKAN PDF

Volume 4 Nomor 6, September 2022
ISSN: 2654-2536

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA PADA TEMA KEGEMARANKU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS I

Oleh:
Erni
SD Negeri 002 Batu Ampar Kota Batam
Email : erni112@guru.sd.belajar.id

ABSTRAK
Persoalan yang berada di SD Negeri 002 Batu Ampar ialah rendahnya hasil belajar pelajar pada pembelajaran Topik Kesukaanku di kelas 1B, hal tersebut karena guru masih memakai skema pembelajaran konservatif dengan sistem khotbah dan penempatan seperti yang berada di buku pelajar. Berdasar nilai hasil belajar ke faktor kognitif pembelajaran tematik subtema Kesukaanku di distribusikan ke 2 mata pelajaran yakni, Matematika dan Bahasa Indonesia. Pada pembelajaran Matematika persentase ketuntasan belajar pelajar yakni 20% dengan nilai rerata kelas sejumlah 61,68. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia persentase ketuntasan belajar pelajar sejumlah 24%, dengan nilai rerata kelas 62,96. Hasil belajar pelajar disebutkan masih rendah karena mayoritas pelajar mendapat nilai di bawah Persyaratan Ketuntasan Minimum (KKM). Rumusan permasalahan pada penelitian ini ialah bagaimana kenaikan hasil belajar pembelajaran tematik subtema Kesukaanku dengan memakai mode pembelajaran kooperatif type STAD di kelas 1B SD Negeri 002 Batu Ampar Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Sistem yang dipakai dalam penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, tiap siklus mempunyai 4 tahapan yaitu; rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data penelitian didapat lewat pengamatan, interviu, test, dan dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan jika : Implementasi mode pembelajaran kooperatif type STAD berjalan dengan baik karena bisa tingkatkan hasil belajar memberikan kenaikan pengetahuan pelajar pada pra siklus mendapat prosentase hasil belajar yaitu sejumlah 57,5 dengan prosentasi 34,4%; pada siklus I terjadi kenaikan jadi 70,8 dengan persentase 68,8%; dan pada siklus II kembali terjadi kenaikan jadi 79,7 dengan persentase 87,5%. Kenaikan hasil belajar bisa dibuktikan dari mata pelajaran matematika yaitu 58,4 pada keadaan awalnya dengan persentase 28,1%; selanjutnya pada siklus I sejumlah 68,8 dengan persentase 59,4%, dan bertambah jadi 78,3, dengan persentase 84,4% pada siklus II.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran STAD

DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN CACAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS VI SD

Oleh:
Suratmi
SD Negeri 002 Batu Ampar Kota Batam
Email: suratmizen@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya hasil belajar pelajar kelas 6 SDN 002 Batu Ampar Kota Batam pada pembelajaran Matematika operasi kalkulasi kombinasi. Berdasar hasil aktivitas prasiklus, dari 36 pelajar, cuma 11 pelajar yang habis pada mata pelajaran Matematika.
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana kenaikan hasil belajar pembelajaran Matematika operasi kalkulasi kombinasi bilangan cacah di kelas VI B SD Negeri 002 Batu Ampar Kota Batam?
Sistem yang periset pakai pada penelitian tindakan kelas ini ialah mode Kurt Lewin yang ada 4 (empat) tahapan yakni rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek pada penelitian ini ialah pelajar kelas VI SD Negeri 002 Batu Ampar yang terbagi dalam 36 pelajar. Ambil data dilaksanakan periset lewat pengamatan, interviu, test, dan dokumentasi.
Hasil penelitian memperlihatkan jika kenaikan hasil belajar pelajar bisa disaksikan dari nilai rerata pelajar Matematika pada prasiklus sejumlah 57,5 dengan prosentase 30,6%, pada siklus I jadi 62,8, dengan prosentase 47,2%, dan bertambah jadi 62,8 dengan nilai rerata 72,2 dan prosentase 77,8% pada siklus II.

Kata kunci: hasil belajar, tematik, model kooperatif make a match

DOWNLOAD PDF

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF JIGSAW PADA PESERTA DIDIK KELAS IX

Oleh:
N. Mistri
SMP Negeri 2 Baros
Email:Mist63015@gmail.com

ABSTRAK
Arah pengajaran nasional negara Republik Indonesia diantaranya untuk mengembangnya kekuatan peserta didik supaya jadi manusia yang memiliki iman dan bertakwa ke Tuhan Yang Maha Esa, bermoral mulia, sehat, memiliki ilmu, mahir, inovatif, berdikari dan jadi masyarakat negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Sistem yang dipandang bisa tingkatkan hasil belajar IPS pada peserta didik ialah sistem koperatif Jigsaw. Pemakaian mode Jigsaw dengan tepat, diharap segera dapat tumbuhkan lingkungan belajar yang aman dan aktif dengan hasil memberikan kepuasan.
Hasil belajar IPS peserta didik memperlihatkan peningkatan, yang diperlihatkan oleh hasil penilaian belajar yang habis belajar dari 24 peserta didik (63,16%) pada pratindakan bisa menjadi 27 peserta didik (71,05%) pada siklus I, jadi 31 peserta didik (81,58%) pada siklus II dan jadi 35 peserta didik (92,11%) pada test akhir. Dan yang belum habis belajar alami pengurangan dari 14 peserta didik (36,84%) pada pratindakan jadi 11 peserta didik (28,95%) pada siklus I, jadi 7 peserta didik (18,42%) pada siklus II, dan 3 peserta didik (7,89%) pada test akhir. Dengan begitu sistem koperatif Jigsaw bisa tingkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: pembelajaran koperatif, metode mengajar, hasil belajar, Jigsaw

DONWLOAD PDF

PERAN KONSELOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELANJUTKAN PENDIDIKAN

Oleh:
Lukman Hakim
SMA Negeri 1 Pagerbarang Tegal
Email:lukmanhakimmahabintang@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:(1) Ketahui apa peranan konsultan seumuran dalam tingkatkan motivasi pelajar meneruskan pengajaran. (2) Ketahui apa peranan konsultan seumuran bisa dibuktikan bisa tingkatkan motivasi pelajar meneruskan pengajaran.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif. Tehnik penghimpunan data memakai dokumentasi, interviu, dan angket. Tehnik keaslian data memakai ekstensi penilaian, kesabaran penilaian dan triangulasi.
Data dikaji dengan cara data reduction, display, and conclusion drawing. Hasil penelitian mengaitkan jika ada lima peranan konsultan seumuran dalam tingkatkan motivasi pelajar meneruskan pengajaran, yakni:(1) Menolong pahami permasalahan. (2) Share info. (3) Menggerakkan mendapati alternatif perpecahan permasalahan. (4) Menolong memutuskan. (5) Memberikan support. Peranan konsultan seumuran bisa dibuktikan bisa tingkatkan motivasi pelajar atau rekan sepantarannya untuk meneruskan pengajaran ke perguruan tinggi.

Kata kunci: konselor sebaya, motivasi

DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) MELALUI MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH

Oleh:
Wiwik Setiyorini
MTs Negeri 2 Melawi
Email:wiwiksetiyorini30@gmail.com

ABSTRAK
Hasil penilaian pratindakan mengenai performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern) didapat data performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern) masih rendah.
Data penelitian tindakan sekolah yang didapat hasil dari pengamatan performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern) pada siklus I, hasilnya terhitung kelompok “baik” dengan rerata faktor 1 yaitu 2, faktor 2 yaitu 2, faktor 3 yaitu 1, dan faktor 4 yaitu 1. Ini memperlihatkan jika performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern) telah baik, namun perlu kenaikan.
Karena ada hasil pengamatan dan penilaian pada aktivitas siklus I karena itu periset lakukan refleksi. Dari refleksi pada semua aktivitas pada siklus I, karena itu diketemukan beberapa kendala yang menyebabkan belum maksimalnya performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern).
Bisa diambil kesimpulan jika usaha kepala madrasah sebagai supervisor dalam mengaplikasikan SPMI yang diukur dengan memakai tiga tanda. Hasil dari interviu supervisor dalam mengaplikasikan SPMI tidak diketemukan permasalahan yang memiliki arti hingga penerapan implementasi SPMI dalam rencana pemenuhan kualitas yang sudah berjalan baik, Ini disokong dengan hasil pengamatan pengawas sekolah sebagai seorang supervisor dalam mengaplikasikan SPMI yang sudah dilaksanakan.
Performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Internal), masing-masing ada juga kenaikan yang ke yang lebih bagus yakni: penilaian performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern) ada pada kelompok “baik sekali.
Dengan menyaksikan hasil pada siklus II, karena itu refleksi pada hasil yang didapat periset pada siklus II ini ialah ada kenaikan performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern). Ini ditunjukkan dengan nilai rerata yang didapat dalam penilaian hasil performa guru dalam penerapan SPMI (Mekanisme Penjaminan Kualitas Intern). Dan dari jumlahnya guru, 100% telah capai persyaratan yang diputuskan.

Kata kunci: kinerja guru dalam pelaksanaan spmi (sistem penjaminan mutu internal), manajemen berbasis madrasah

DOWNLOAD PDF

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TRADE A PROBLEM DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PAIBP TEMA BERSIH ITU SEHAT PADA PESERTA DIDIK KELAS IV

Oleh:
Suraida
SD Negeri 13 Nanga Pinoh
Email:suraidakotabaru@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk ketahui apa mode pembelajaran kooperatif type Trade a Masalah bisa tingkatkan kegiatan dan prestasi belajar peserta didik pada materi dasar bersih itu sehat pada peserta didik kelas IVB SD Negeri 13 Nanga Pinoh Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini sebagai penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun dalam penghimpunan data, periset memakai sistem interviu (interviu), dokumentasi, test, dan pengamatan.
Penerapan penelitian dipisah dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II. Pada prasiklus, hasi l belajar peserta didik didapat dari penilaian saat sebelum diaplikasikan mode pembelajaran kooperatif type Trade a Masalah. Pada siklus I dan II terbagi dalam rencana, penerapan, penilaian, dan refleksi. Hasil penilaian dan refleksi akan jadi bahan referensi untuk penerapan siklus selanjutnya. Hingga proses dan hasil penerapan siklus selanjutnya diharap akan lebih bagus dari siklus awalnya. Dari setiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian memperlihatkan jika prasiklus didapat rerata keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan belajar ke prasiklus ialah 37,5%. Sesudah dilaksanakan siklus I peserta didik yang habis belajar atau yang mendapatkan nilai ≥ 75 sekitar 6 peserta didik atau 75% dan yang tidak habis belajar atau yang mendapatkan nilai < 75 sekitar 2 peserta didik atau 25%. Nilai rerata kelas yang diraih sejumlah 76,75 dan rerata kegiatan peserta belajar didik 72,5%. Pada dasarnya penerapan pembelajaran siklus I masih perlu diperbarui supaya terjadi kenaikan sesuai tanda kesuksesan yang diharap yaitu nilai rerata kelas ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal 85%.
Pada siklus II peserta didik yang habis belajar atau yang mendapatkan nilai ≥ 75 sekitar 8 peserta didik atau 100%. Nilai rerata kelas yang diraih sejumlah 83,63 dan rerata keaktifan belajar peserta didik bertambah jadi 85%. Hasil pada siklus II memperlihatkan kenaikan dari siklus awalnya dengan tanda kesuksesan telah tercukupi.

Kata kunci: model pembelajaran Trade a Problem, aktivitas belajar, prestasi belajar

DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI FLUIDA STATIS MENGGUNAKAN METODE MULTI REPRESENTASI PADA SISWA KELAS XI

Oleh:
Armiyani
SMA Negeri 1 Lingga
Email: farrayaugik@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk tingkatkan hasil belajar ke materi fluida statis pelajar kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Lingga tahun pelajaran 2022/2023 lewat sistem pembelajaran multi representasi.
Penelitian ini memakai penelitian tindakan kelas pada pelajar kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Lingga. Pada penelitian ini periset memakai satu kelas untuk mengaplikasikan sistem pembelajaran multi representasi yakni kelas XI MIPA 1 yang sejumlah 24 pelajar. Tindakan dikerjakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 tatap muka. Instrument yang dipakai untuk penghimpunan data dalam penelitian ini berbentuk helai pengamatan penerapan pembelajaran Fisika dengan implementasi sistem pembelajaran kooperatif multi representasi, interviu, test tercatat, dan dokumentasi.
Hasil penelitian memperlihatkan jika pembelajaran Fisika dengan sistem pembelajaran multi representasi bisa tingkatkan pengetahuan ide Fisika pelajar. Ini bisa diperlihatkan dengan rerata nilai pelajar kelas XI MIPA 1 bertambah dari test kekuatan awalnya sejumlah 70,27 ke siklus I sejumlah 77,86, dan siklus II sejumlah 84,32. Ketuntasan belajar ke prasiklus sejumlah 45,83%, pada siklus I sejumlah 75%, dan pada siklus II sebesar 95,83%, karena itu sudah penuhi persyaratan ketuntasan minimum pada pembelajaran Fisika materi fluida statis.

Kata kunci: peningkatan, hasil belajar, metode multi representasi

DOWNLOAD PDF

USAHA PEMBINAAN PENINGKATAN KUALITAS GURU DALAM MENYUSUN RPP OLEH PENGAWAS SEKOLAH MELALUI PROGAM CLCK

Oleh:
Hermas Majiko
SMP Kristen Tobelo
Email:hermasmajiko86@gmail.com

ABSTRAK
Meskipun pola RPP telah disederhanakan namun pada realitanya yang ditemui di atas lapangan jika ada banyak guru yang belum sanggup membuat RPP. Ini periset kenali berdasar hasil supervisi dan jumlahnya beberapa pertanyaan dari guru lewat Whatsapp mengenai apa dan bagaimana membuat RPP yang bagus sama sesuai ketentuan kurikulum merdeka.
Oleh karena itu pengawas sekolah akan melakukan progam CLCK supaya guru sanggup membuat RPP, dan seterusnya diharap guru bisa melakukan pembelajaran seperti pembelajaran yang dikerjakan sama sesuai gagasan yang dicatat dalam RPP.
Maka dari itu, perlu diberi info ke guru mengenai bagaimana membuat RPP. Seterusnya periset pilih sistem yang sama sesuai dalam membangun guru membuat RPP, sistem itu ialah progam CLCK.
Penelitian ini sebagai penelitian tindakan sekolah (school action research). Penelitian ini dikerjakan di SMP Kristen Tobelo. Penyeleksian tempat ini di mana periset bekerja sebagai pengawas sekolah di sekolah binaan itu. Penelitian akan dilaksanakan pada semester satu tahun pelajaran 2021/2022 di SMP Kristen Tobelo. Pengawas sekolah melangsungkan penilaian langsung pada kegiatan semua guru, selain itu guru disuruh isi daftar kedatangan yang diisi tiap hari untuk ketahui jam keberangkatan dan kembalinya dari semua guru di SMP Kristen Tobelo. Selanjutnya mendokumenkan hasil penilaian itu.
Pada prasiklus periset baru memperhatikan berapa besar kualitas guru dalam membuat RPP dan rupanya hasilnya benar-benar rendah yaitu mendapatkan score rerata hanya 4,7 maknanya kualitas guru dalam membuat RPP buruk.
Disaksikan hasil dari pengamatan ada kenaikan score rerata dari prasiklus ke siklus I, di mana hasil score rerata pengamatan prasiklus cuma capai score 4,7 sementara pada siklus I capai 9,15 yang maknanya kualitas guru dalam membuat RPP baik. Seterusnya pada siklus II hasil pengamatan capai score 11,2 maknanya kualitas guru dalam membuat RPP baik sekali. Progam CLCK dalam tingkatkan kualitas guru dalam membuat RPP.
Hasil dari analitis didapat hasil jika, Progam CLCK benar-benar efisien untuk tingkatkan kualitas guru dalam membuat RPP, karena guru mempunyai peluang membahas secara bersama untuk membahas dan pecahkan persoalan berdasar kondisi di atas lapangan, selanjutnya bisa melakukan perbaikan atau lakukan tindak lanjut pada siklus selanjutnya secara terus-terusan jika permasalahan belum tersudahi.

Kata kunci: kualitas guru dalam menyusun rpp, progam clck

DOWNLOAD PDF

PENYELENGGARAAN WORKSHOP OLEH PENGAWAS SEKOLAH GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Oleh:
Hamida Syaban
SMP Kristen Tobelo
Email:hamidasyaban@gmail.com

ABSTRAK
Berdasar pengamatan awalnya periset yang di sini sekalian berperanan sebagai kepala sekolah, beberapa guru di SMP Kristen Tobelo masih ketidaktahuan dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap pelajar . Maka sejauh ini butir masalah ulangan yang dikasih ke pelajar tidak dikaji dahulu masalah itu baik, baik sekali atau bahkan juga buruk untuk menilai hasil belajar pelajar. Walau sebenarnya analitis masalah ulangan ialah poin penting sekali.
Oleh karena itu, periset di sini yang sekalian berperanan sebagai kepala sekolah akan tingkatkan kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap lewat workshop. Ini pasti mempunyai tujuan untuk tingkatkan profesionalisme guru, untuk tingkatkan performa guru dan untuk tingkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Penelitian ini sebagai penelitian tindakan sekolah (school action research). Penelitian ini dikerjakan di SMP Kristen Tobelo. Penyeleksian tempat ini di mana periset bekerja sebagai kepala sekolah di sekolah itu. Penelitian akan dilaksanakan pada semester satu tahun pelajaran 2021/2022 di SMP Kristen Tobelo.
Kepala sekolah melangsungkan penilaian langsung pada kegiatan semua guru, selain itu guru disuruh isi daftar kedatangan yang diisi tiap hari untuk ketahui jam keberangkatan dan kembalinya dalam aktivitas workshop dari semua guru di SMP Kristen Tobelo. Selanjutnya mendokumenkan hasil penilaian itu.
Pada prasiklus periset baru memperhatikan berapa besar kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap dan rupanya hasilnya benar-benar rendah yaitu mendapatkan score rerata hanya 4,75 maknanya kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap buruk.
Disaksikan hasil dari pengamatan ada kenaikan score rerata dari prasiklus ke siklus I, di mana hasil score rerata pengamatan prasiklus cuma capai score 4,75 sementara pada siklus I capai 9,15 yang maknanya kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap baik.
Seterusnya pada siklus II hasil pengamatan capai score 11,2 maknanya kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap baik sekali. Workshop dalam tingkatkan kapabilitas guru dalam menganalisa masalah ulangan dan daya serap di SMP Kristen Tobelo bisa dilaksanakan lewat penilaian dan pengawasan kepala sekolah.

Kata kunci: kompetensi guru dalam menganalisis soal ulangan dan daya serap, workshop

DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SD BINAAN RAYON 1 BATHIN SOLAPAN BENGKALIS RIAU DALAM MENYELENGGARAKAN KEGIATAN PENYUSUNAN RPP INOVATIF MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Oleh:
Yurnidawati
SD Binaan Rayon 1 Bathin Solapan
Email:yurnidawati. sdn73@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penerapan penelitian ini dilaksanakan sepanjang 2x siklus, diawali di bulan Maret, sampai bulan April 2022. Proses pengajaran dan training ini berjalan sepanjang dua hari. Pada siklus I, ada 4 informan atau kepala sekolah yang mendapatkan predikat “B”, atau mempunyai tingkat kapabilitas managerial yang “Tinggi” dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas untuk beberapa guru di sekolahannya, khususnya dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas pengaturan RPP Inovatif.
Dan enam orang informan atau kepala sekolah salah satunya, mendapatkan predikat “C”, atau mempunyai tingkat kapabilitas managerial yang “Cukup” dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas untuk beberapa guru di sekolahannya, khususnya dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas pengaturan RPP inovatif.
Nilai rerata tingkat kapabilitas managerial kepala sekolah pada siklus I ini capai 74,2, atau dalam pengertian, rerata tingkat kapabilitas kepala sekolah masih juga dalam kelompok “Cukup”.
Pada siklus II, ada 5 informan atau kepala sekolah yang mendapatkan predikat “A”, atau mempunyai tingkat kapabilitas managerial yang “Benar-benar Tinggi” dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas untuk beberapa guru di sekolahannya, khususnya dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas pengaturan RPP Inovatif.
Dan lima orang informan atau kepala sekolah salah satunya, mendapatkan predikat “B”, atau mempunyai tingkat kapabilitas managerial yang “Tinggi” dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas untuk beberapa guru di sekolahannya, khususnya dalam melangsungkan aktivitas kenaikan kapabilitas pengaturan RPP inovatif.
Nilai rerata tingkat kapabilitas managerial kepala sekolah pada siklus II ini capai 90,2, atau dalam pengertian, rerata tingkat kapabilitas kepala sekolah masih juga dalam kelompok “Benar-benar Tinggi”.

Kata kunci: pendidikan dan pelatihan, kompetensi manajerial, rpp inovatif

DOWNLOAD PDF

Volume 4 Nomor 6, September 2022
ISSN: 2654-2536

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XII

Oleh:
Firman Edy
SMA Negeri 6 Bone
Email: firmanedysma1967@gmail.com

ABSTRAK
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini ialah: Apa pembelajaran Geografi dengan pendekatan kontekstual bisa tingkatkan hasil belajar ke pelajar kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone? Arah penelitian ini untuk ketahui seberapa jauh implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Geografi bisa meningkatkan pengetahuan kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone.
Dari hasil penelitian ini diharap bisa memberi kepetingan diantaranya: (a) Untuk guru, hasil penelitian ini diharap bisa dipakai sebagai bahan saran terutamanya untuk guru jika implementasi mode pembelajaran kontekstual bisa tingkatkan hasil belajar Geografi pada pelajar XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone. (b) Untuk pelajar, hasil penelitian ini diharap bisa jadikan pelajar berpikiran berdikari, inovatif, dan innovator untuk pelajar jika implementasi mode pembelajaran kontekstual bisa tingkatkan hasil belajar Geografi pada pelajar kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone. (c) Untuk sekolah, hasil penelitian ini akan memberi bantuan yang memiliki arti pada sekolah jika implementasi mode pembelajaran kontekstual bisa tingkatkan hasil belajar Geografi pada pelajar kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone dalam rencana tingkatkan kualitas pembelajaran.
Hasil belajar ke siklus I dengan hasil belajar ke siklus II telah memberikan ada kenaikan secara berarti baik hasil belajar secara individu mapun secara klasikal, di mana pada siklus II tingkat kepenguasaan Geografi pada kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone yang diajar dengan implementasi pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran ialah 40% s/d 90% dan pada siklus III alami kenaikan yaitu 65% s/d 100%. Secara klasikal rerata hasil belajar ke siklus II ialah 69,5 dan pada siklus II bertambah jadi 72,5. Implementasi mode pembelajaran kontekstul bisa tingkatkan hasil belajar Geografi pada pelajar kelas XII IPS 4 SMA Negeri 6 Bone.

Kata kunci: pembelajaran, contekstual (ctl), hasil belajar geografi
DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN ASESMENT AUTENTIK PADA SISWA KELAS VIII (Studi Konsep Gaya Dan Tekanan)

Oleh:
Andi Subaedah
SMP Negeri 7 Watampone
Email: asubaedahsmp1967@gmail.com

ABSTRAK
Rumusan Permasalahan dalam penelitian ini, yakni: Apa implementasi mode pembelajaran Masalah Solving dengan Asesment Autentik bisa Tingkatkan Hasil Belajar IPA Pelajar Kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone?
Arah penelitian ini untuk ketahui jika implementasi mode pembelajaran Masalah Solving dengan Asesment Autentik bisa tingkatkan hasil belajar IPA pada pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone. Faedah yang diharap dari penelitian ini ialah hasil penelitian ini jadi saran untuk guru jika implementasi mode pembelajaran Masalah Solving dengan Asesment Autentik bisa tingkatkan hasil belajar ke pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone.
Hasil penelitian memberikan terjadi kenaikan hasil belajar IPA pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone sesudah dikasih tindakan pada siklus II. Ini diikuti dengan bertambahnya score rerata hasil belajar pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone pada data awalnya yakni 60,5 pada test akhir pada siklus I jadi 69,5 dan pada siklus II alami kenaikan jadi 82,5. Hal ini mengisyaratkan terjadi kenaikan hasil belajar pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone.
Simpulan implementasi mode pembelajaran Masalah Solving dengan Asesment Autentik dalam pembelajaran IPA bisa tingkatkan hasil belajar ke pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone. Anjuran ke rekanan guru secara umum dan guru IPA pada terutamanya bisa mengaplikasikan mode pembelajaran Masalah Solving dengan Asesment Autentik dalam pembelajaran dalam usaha kenaikan hasil belajar ke pelajar kelas VIII F SMP Negeri 7 Watampone.

Kata kunci: model pembelajaran problem solving, asesment autentik, dan hasil belajar
DOWNLOAD PDF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLEEE 7E TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS X

Oleh:
Muhammad Tamrin
SMA Negeri 6 Bone
Email: muhtamrinsma1967@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini sebagai penelitian quasy uji coba dengan memakai design Posttest-Only Kontrol Grup Desain yang mempunyai tujuan untuk (i) menggambarkan kegiatan belajar Fisika sesudah diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E (ii) menggambarkan hasil belajar ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah ketrampilan peserta didik sesudah diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E (iii) menganalisa ketidaksamaan kegiatan belajar Fisika di antara barisan peserta didik yang diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E dan barisan yang diajar dengan pendekatan saintifik (iv) menganalisa ketidaksamaan berarti hasil belajar Fisika di antara barisan peserta didik yang diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E dan barisan yang diajar dengan pendekatan saintifik.
Komunitas dalam penelitian ini ialah semua peserta didik kelas X IPA 5 SMA Negeri 6 Bone yang terbagi dalam 5 kelas yang sejumlah 163 orang peserta didik. Penyeleksian contoh penelitian dilaksanakan dengan tehnik acak sample dan yang dipilih ada dua kelas yakni kelas X1 sebagai barisan uji coba dengan implementasi mode pembelajaran Learning Cycle 7E dan kelas X3 sebagai barisan kontrol dengan implementasi pendekatan saintifik.
Instrument penelitian berbentuk helai pengamatan untuk menghitung kegiatan belajar peserta didik, test hasil belajar untuk menghitung hasil belajar ranah pengetahuan, helai pengamatan untuk menghitung hasil belajar ranah sikap, dan helai persyaratan tunjukkan kerja untuk menghitung hasil belajar ranah ketrampilan.
Analitis data dilaksanakan dengan statistik preskriptif dan statistik inferensial (Uji-t independent sample t-test dengan α= 0,05) dengan kontribusi program SPSS 20 for Windows. Hasil penelitian ini memperlihatkan jika: (i) Peserta didik yang diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E mempunyai kegiatan belajar yang semakin tinggi dibanding dengan peserta didik yang diajar dengan pendekatan saintifik. (ii) Hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah ketrampilan sesudah diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E lebih bagus bila dibanding dengan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pendekatan saintifik. (iii) Ada ketidaksamaan berarti dari kegiatan belajar Fisika di antara barisan peserta didik yang diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E dan barisan yang diajar dengan pendekatan saintifik. (iv) Ada ketidaksamaan yang berarti di antara hasil belajar Fisika peserta didik yang diajar dengan mode pembelajaran Learning Cycle 7E dan peserta didik yang diajar dengan pendekatan saintifik pada materi usaha dan energi.

Kata kunci: model pembelajaran Learning Cycle, asesment autentik, dan hasil belajar
DOWNLOAD PDF

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI (Study Pada Materi Pokok Termokimia)

Oleh:
Muhammad Said
SMA Negeri 6 Bone
Email: muhammadsaidsma1967@gmai.com

ABSTRAK
Penelitian ini ialah penelitian uji coba semu yang mempunyai tujuan untuk ketahui ketidaksamaan mode pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung lewat pendekatan saintifik pada hasil belajar pelajar kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bone. Faktor bebas dalam penelitian ini ialah mode pembelajaran inkuiri terbimbing lewat pendekatan saintifik dan mode pembelajaran langsung lewat pendekatan saintifik. Faktor terlilitnya ialah hasil belajar pelajar pada materi dasar termokimia.
Komunitas penelitian ini ialah 2 kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bone yang sejumlah 56 pelajar. Tehnik ambil contoh yakni acak sample. Contoh penelitian terbagi dalam 2 kelas yakni kelas XI IPA 1 sebagai kelas uji coba dalam jumlah pelajar 26 orang dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dalam jumlah pelajar 30 orang.
Data hasil penelitian didapat dengan memberi test hasil belajar ke materi dasar termokimia berbentuk post-test yang dikaji memakai tes tesis dua faksi. Hasil analitis statistika inferensial didapat thitung (2,71) ≠ ttabel (1,67) pada α ═ 0,05 yang memiliki arti H1 diterima.
Diambil kesimpulan jika ada ketidaksamaan mode pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung lewat pendekatan saintifik pada hasil belajar pelajar kelas XI IPA SMA Negeri 6 Bone pada materi dasar termokimia.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, pendekatan saintifik, termokimia
DOWNLOAD PDF

MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 34 KONAWE SELATAN MELALUI PEMBINAAN KEDISIPLINAN

Oleh:
Mustari
SMP Negeri 34 Konawe Selatan
Email: mustarinatsir20@gmail.com

ABSTRAK
Realitas yang terjadi di SMP Negeri 34 Konawe Selatan ialah Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran masih rendah, ini di perlihatkan data jika disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran masih rendah, guru belum juga disiplin dalam soal waktu mengajarkan baik saat masuk kelas atau saat menyeleseikan pembelajaran, guru belum disiplin dalam soal menyiapkan administrasi pembelajaran, begitupun aktivitas pembimbingan keterdisiplinan tidak pernah dilakukan di SMP Negeri 34 Konawe Selatan. Oleh karena itu periset di sini yang sekalian sebagai kepala sekolah akan tingkatkan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran lewat aktivitas pembimbingan keterdisiplinan.
Penelitian ni berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan. Subyek penelitian di sini ialah guru yang berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan Januari 2022 sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tingkatan, yakni penyiapan, penerapan dan penilaian dan refleksi, dan dilaksanakan minimum dalam dua siklus. Pada tahapan penyiapan dibikin dibuat scenario aktivitas, agenda waktu, tempat dan fasilitas simpatisan yang lain seperti helai pengamatan.Tehnik penghimpunan data pada penelitian ini memakai tehnik non test. Tehnik nontes sebagai tehnik penghimpunan data yang tidak baku dan hasil eksperimen dari guru dan sekolah. Adapun manfaat tehnik nontes adalah untuk kumpulkan data yang tidak bisa dihimpun dengan tehnik test, seperti rutinitas belajar pelajar baik di sekolah atau di dalam rumah, info orang-tua dan lingkungannya berkenaan diri pelajar, dan yang lain. Tehnik nontes yang hendak kita ulas bersama dalam unit 4 ini ialah: pengamatan, angket, interviu.
Berdasar penilaian disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran pada keadaan awalnya (pra siklus) bisa dijumpai jika score rerata yang diperoleh pada pra siklus ialah 1,87 maknanya Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran Rendah.
Dengan begitu bisa dijumpai jika Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran yang berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan saat sebelum ada aktivitas pembimbingan keterdisiplinan masih rendah. Berdasar penilaian Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran pada siklus I bisa dijumpai jika Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran dalam kelompok baik. Dengan begitu bisa dijumpai jika Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran yang berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan makin bertambah, ini menunjukkan jika penerapan aktivitas pembimbingan keterdisiplinan yang diadakan oleh kepala sekolah yang berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan bisa tingkatkan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran.
Bisa dibuktikan ada kenaikan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran yang dilihar dari penilaian rerata Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran sebelumnya pada keadaan pra siklus memperlihatkan rerata penilaian yang lumayan baik bertambah jadi baik.
Meski begitu kenaikan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran sesudah dikerjakan aktivitas pembimbingan keterdisiplinan pada siklus I belum sanggup capai sasaran yang diputuskan yakni 100% guru memiliki penilaian Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran yang bagus. Karena itu dalam penerapan siklus I ini perlu dilaksanakan penilaian dan refleksi.
Berdasar penilaian Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II bisa dijumpai jika score rerata memperlihatkan nilai 5,37atau masuk ke kelompok baik sekali. Dengan begitu bisa dijumpai jika Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran yang berada di SMP Negeri 34 Konawe Selatan sangat baik.
Penerapan aktivitas pembimbingan keterdisiplinan yang sudah dilakukan secara terkonsep bisa dibuktikan bisa tingkatkan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 34 Konawe Selatan dengan hasil penelitian ini bisa dibuktikan jika penerapan aktivitas pembimbingan keterdisiplinan bisa tingkatkan Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran, keadaan ini bisa disaksikan dari penilaian rerata Disiplin guru dalam tingkatkan kualitas pembelajaran sebelumnya pada keadaan siklus I memperlihatkan rerata penilaian yang bertambah jadi tinggi dan yang sebelumnya memiliki rerata penilaian 3,42 bertambah jadi 5,37.

Kata kunci: Disiplin Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Pembinaan Kedisiplinan
DOWNLOAD PDF

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SISWA KELAS X

Oleh:
Andi Ramlang
SMK Negeri 6 Kendari
Email:andiramlang@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengaplikasikan penerapan service tuntunan barisan dengan tehnik replikasi untuk tingkatkan kekuatan berbicara antarpribadi pelajar kelas SMK Negeri 6 Kendari tahun tuntunan 2018/2019.
Pada penelitian ini akan diulas mengenai kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi pelajar kelas X SMK Negeri 6 Kendari yang alami kesusahan dalam berbicara antarpribadi; khususnya yang dirasakan pelajar kelas SMK Negeri 6 Kendari, hal itu karena kelas X SMK Negeri 6 Kendari ialah kelas yang berbasiskan bahasa Inggris, hingga pelajar kelas X banyak alami kesusahan berbicara antarpribadi.
Searah dengan arah dan ulasan penelitian, sistem penelitian yang dipakai ialah sistem penelitian tindakan tuntunan konseling. Dalam masalah ini tindakan tuntunan yang berbentuk service tuntunan barisan dengan tehnik replikasi dengan subyek penelitian pelajar kelas X SMK Negeri 6 Kendari yang sejumlah 25 pelajar.
Tehnik penghimpunan data yang dipakai ialah tehnik angket, yang berbentuk daftar pengakuan mengenai kekuatan berbicara antarpribadi pelajar untuk ketahui tingkat kekuatan pelajar dalam berbicara antarpribadi.
Usaha kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi dipakai tehnik replikasi pada service tuntunan barisan data dikaji dengan rumus change in frequence from base rate to post rate. Hasil analitis data memperlihatkan ada kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi sesudah penerapan treatment pada masing-masing siklus dari 3 siklus yang dikerjakan ialah seperti berikut:

  1. Pada akhir siklus pertama prosentase kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi dari data awalnya sesudah diberi tindakan ialah sebesar 0,375% kenaikan itu belum juga dapat disebutkan sebagai kesuksesan dalam penerapan tindakan, karena prosentase kenaikan belum sesuai persyaratan tingkat kenaikan yakni 50% kenaikan sesudah diberi tindakan.
  2. Pada akhir siklus ke-2 sesudah diberi treatment ada kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi dari siklus pertama sejumlah 12,73%. Kenaikan itu belum juga dapat disebutkan sebagai kesuksesan dalam penerapan tindakan, karena prosentase kenaikan belum sesuai persyaratan tingkat kenaikan yakni 50% kenaikan sesudah diberi tindakan.
  3. Pada akhir siklus ke-3 sesudah diberi treatment prosentase kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi dari siklus ke-2 sejumlah 49,50%.
    Berdasar hasil analitis data kekuatan berbicara antarpribadi dengan memakai tehnik replikasi pada service tuntunan barisan bisa diambil kesimpulan jika: 1) Service tuntunan barisan dengan tehnik replikasi bisa tingkatkan kekuatan berbicara antarpribadi pelajar kelas SMK Negeri 6 Kendari. 2) Kenaikan kekuatan berbicara antarpribadi pelajar kelas SMK Negeri 6 Kendari tahun tuntunan 2018/2019, untuk pelajar kelas X yang sejumlah 25 pelajar ialah 50%.

Kata kunci: layanan bimbingan kelompok, teknik simulasi, kemampuan komunikasi antarpribadi siswa
DOWNLOAD PDF

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA PAKET A KELAS 5 PNF SKB BENUA

Oleh:
Bambi
SKB Benua
Email:bambibekenggasu@gmail.com

ABSTRAK
Banyak pelajar yang memandang jika Matematika itu pengetahuan yang abstrak, teoritis, dan sarat dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang susah, hingga mereka memandang Matematika jadi kurang membahagiakan. Begitu halnya mode pembelajaran yang diaplikasikan guru masih konservatif, hal itu punya pengaruh pada rendahnya keaktifan dan hasil belajar Matematika pada pelajar kejar paket A kelas 5 PNF SKB kecamatan Benua.
Berdasar background yang dirinci, karena itu permasalahan yang ditelaah ialah apa implementasi Grup Investigation bisa tingkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pada pelajar kejar paket A kelas 5 PNF SKB kecamatan Benua semester satu tahun pelajaran 2017/2018? Penelitian ini mempunyai tujuan untuk tingkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pada pelajar kejar paket A kelas 5 PNF SKB kecamatan Benua semester satu tahun pelajaran 2017/2018 lewat implementasi Grup Investigation.
Tipe penelitian ini ialah PTK yang tiap transisinya terdiri dari 4 tingkatan yakni rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Faktor yang ditelaah ialah keaktifan dan hasil belajar Matematika pelajar dengan mengaplikasikan pembelajaran Grup Investigation. Subyek penelitian ialah pelajar kejar paket A kelas 5 PNF SKB kecamatan Benua.
Dalam penelitian ini dipakai tehnik pengamatan dan test, dengan memakai instrument helai pengamatan, helai keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan masalah test hasil belajar akhir siklus. Analitis data yang dipakai ialah analitis ketuntasan untuk ketahui ketuntasan belajar pelajar dan analitis preskriptif komparatif untuk memperbandingkan nilai antarsiklus.
Implementasi Grup Investigation bisa tingkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pelajar kejar paket A kelas 5 PNF SKB kecamatan Benua tahun pelajaran 2017/2018. Ini kelihatan pada keadaan awalnya prasiklus yang memperlihatkan jika prosentase keaktifan persyaratan tinggi 0%, pada siklus I bertambah jadi 47,37%, seterusnya pada siklus II terjadi kenaikan yakni 9,47%, itu maknanya telah capai tanda performa keaktifan belajar tinggi > 70%, selanjutnya untuk menyaksikan kenaikan hasil belajar pelajar pada prasiklus prosentase ketuntasan belajar pelajar cuma 26,32%, dan pada siklus I yakni 63,15%, seterusnya siklus II yakni 84,21%. Siklus II telah penuhi tanda performa yakni > 80%.

Kata kunci: group investigation, keaktifan, hasil belajar
DOWNLOAD PDF

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN METODE KERJA KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V

Oleh:
Rahmaniar
SD Negeri 92 Kendari
Email:rahmaniar121@guru.sd.belajar.id

ABSTRAK
Beragam usaha pembelajaran sudah dilaksanakan oleh periset untuk tingkatkan nilai prestasi tematik khususnya topik bumiku dan semesta alam. Usaha pembelajaran itu salah satunya memerintah pelajar kerjakan LKS, memerintah beberapa pelajar untuk maju kerjakan masalah dari guru, dan memberi PR ke pelajar. Tetapi semuanya tidak bisa tingkatkan nilai prestasi pelajar. Pelajar malah berasa jemu dan tidak tertarik ikuti pelajaran tematik. Bermula dari permasalahan itu, karena itu periset usaha mengaplikasikan satu tehnik pembelajaran yang dipandang sanggup tingkatkan hasil belajar pelajar terutamanya pembelajaran tematik dengan topik usaha konservasi lingkungan.
Berdasar hasil ulangan formatif pelajar dalam pembelajaran tematik dengan topik usaha konservasi lingkungan di kelas V semester ganjil SD Negeri 92 Kendari cuma ada 5 pelajar dari 26 pelajar kelas V yang capai persyaratan ketuntasan minimum (KKM). Pada proses aktivitas belajar mengajarkan yang berjalan, situasi di kelas kelihatan tidak aman. Banyak pelajar yang tidak konsentrasi pada materi pelajaran. Bahkan juga tidak ada pelajar yang menanyakan berkenaan materi yang diberikan ke guru. Sesudah diselenggarakan test formatif hasil yang diraih tidak sama seperti yang diharap.
Berdasar hasil penelitian yang sudah dikerjakan bisa diambil kesimpulan seperti berikut: Pelajar jadi lebih semangat dan terpacu saat belajar tematik. Pada kelas V semester 2 SD Negeri 92 Kendari yang sejumlah 26 pelajar rupanya dari siklus ke siklus hasil belajar pelajar alami kenaikan. Dari 21,74% pelajar yang habis jadi 73,46% pada siklus I, selanjutnya pada siklus II bertambah jadi 96,15%. Dengan implementasi sistem kerja barisan dan media gambar dalam pembelajaran, bisa tingkatkan hasil belajar pelajar kelas II semester genap SD Negeri 92 Kendari tahun pelajaran 2019/2020, dengan prosentase ketuntasan 96,15%.

Kata kunci: metode kerja kelompok, media gambar, hasil belajar
DOWNLOAD PDF

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN PERTANYAAN PENGARAH (PROMPTING QUESTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DALAM MATERI POKOK GARIS DAN SUDUT

Oleh:
Alhapsat
SMP Negeri 8 Konawe Selatan
Email:alhapsat.sch@gmail.com

ABSTRAK
Mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question) sebagai salah satunya alternative mode pembelajaran yang dipakai untuk tingkatkan hasil belajar Matematika. Pemakaian mode pembelajaran ini di SMP Negeri 8 Konawe Selatan di latarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Matematika yang diraih dan minimnya hubungan yang terjadi di antara peserta didik dengan guru atau dengan sama-sama peserta didik pada proses belajar mengajarkan.
Lewat serangkaian aktivitas dalam mode pembelajaran interaktif yang mencakup: introduction (pengantar), activity masalah solving (beraktivitas atau pecahkan masalah), share and discussing (sama-sama share dan diskusi), summarizing (merangkum atau menarik ringkasan), assessment of learning of unit material (memandang belajar unit material) ini diharap hubungan di antara peserta didik dengan guru atau dengan sama-sama peserta didik bisa bertambah hingga punya pengaruh pada hasil belajar Matematika yang diraih.
Penelitian ini sebagai tipe penelitian uji coba yang memiliki desain “posttest-only kontrol desain.” Persoalan dalam penelitian ini yakni apa implementasi mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question) efisien untuk tingkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Konawe Selatan pada materi dasar garis dan pojok? Arah penelitian ini untuk ketahui efisien tidaknya implementasi mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question) untuk tingkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Konawe Selatan pada materi dasar garis dan pojok.
Komunitas dalam penelitian ini ialah peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Konawe Selatan semester II tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 4 kelas, yang sejumlah 180 peserta didik. Ambil contoh dilaksanakan dengan tehnik klaster sample. Dipilih peserta didik kelas VII A sebagai kelas uji coba dan peserta didik kelas VII B sebagai kelas kontrol. Di akhir pembelajaran ke-2 kelas dikasih test dengan memakai instrument yang serupa yang sudah dites legalitas, tingkat kesulitan, daya pembanding, dan reliabilitasnya. Sistem penghimpunan data pada penelitian ini ialah sistem dokumentasi, sistem pengamatan, dan sistem test.
Hasil penelitian sesudah dikaji seperti berikut: barisan uji coba dan kontrol mempunyai rerata hasil belajar beruntun ialah 73,714 dan 56,600. Hasil analitis dengan tes ketidaksamaan rerata (tes t) faksi kanan didapat t’ = 9,675 dan nilai t(0,95)(87) = 1,682 Karena t’ > t (0,95)(87) karena itu H0 ditampik. Maknanya rerata hasil belajar Matematika yang diajar dengan mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question) semakin besar daripada rerata hasil belajar Matematika yang diajar dengan pembelajaran sistem konservatif.
Berdasar hasil penelitian dan ulasan bisa diambil kesimpulan jika rerata hasil test kelas uji coba semakin besar daripada kelas kontrol hingga bisa disebutkan mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question) efisien untuk tingkatkan hasil belajar Matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 8 Konawe Selatan pada materi dasar garis dan pojok, dan dianjurkan guru terus meningkatkan mode pembelajaran interaktif dengan pertanyaan pengarah (Prompting Question).

Kata kunci: efekstivitas, Prompting Question, dan hasil belajar
DOWNLOAD PDF

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MATERI PERADABAN BANGSA EROPA DI INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XI

Oleh:
Andriyani Taufik
SMAN 13 Konawe Selatan
Email:andriyanitaufik1@gmail.com

ABSTRAK
Sebagai background penelitian ini ialah berdasar pengamatan yang sudah dilakukan diketemukan atau terlihat jika keaktifan pelajar dalam ikuti pelajaran masih tidak cukup. Hal tersebut diperlihatkan dari 36 pelajar, 22 pelajar atau 61,11% masih tidak cukup serius karena mayoritas pelajar ada yang lakukan aktivitas sendiri, seperti bicara sendiri dengan rekan sampingnya, bermain penggaris dan ke toilet tanpa izin.
Dalam memerhatikan keterangan dari guru, keaktifan dalam menyikapi pertanyaan dari guru atau ajukan pertanyaan ke guru di saat proses pembelajaran berjalan. Dalam kata yang lain aktif dalam pembelajaran cuma sekitar 11 pelajar atau 30,56%.
Dari background permasalahan itu selanjutnya dirumuskan permasalahan seperti berikut: Apa dengan memakai mode pembelajaran Proyek Based Learning bisa tingkatkan hasil belajar riwayat Indonesia dasar ulasan peradaban bangsa Eropa di Indonesia pelajar kelas XI IPS.1 SMAN 13 Konawe Selatan tahun pelajaran 2021/2022?
Arah penelitian ini untuk tingkatkan hasil belajar riwayat Indonesia dengan dasar ulasan peradaban bangsa Eropa di Indonesia memakai mode pembelajaran Proyek Based Learning pada pelajar kelas XI IPS.1 SMAN 13 Konawe Selatan tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikerjakan dalam 3 (tiga) siklus. Masing-masing siklus dikerjakan dalam 4 (empat) tahapan, yakni rencana, implikasi, pengamatan, dan refleksi.
Berdasar hasil test siklus I, siklus II, dan siklus III didapat rerata hasil belajar ialah 72,20, 80,49, dan 87,57. Jumlah ketuntasan belajar bertambah dari prasiklus yang cuma 12 pelajar (33,33%), pada siklus I naik jadi 20 pelajar (55,56%), naik kembali jadi 29 pelajar (80,56%) pada siklus II dan semakin meningkat jadi 36 pelajar (100%) pada siklus III.
Simpulan dari penelitian ini ialah lewat pemakaian mode pembelajaran Proyek Based Learning bisa tingkatkan hasil belajar dasar ulasan peradaban bangsa Eropa di Indonesia pelajar kelas XI IPS.1 SMAN 13 Konawe Selatan tahun pelajaran 2021/2022.

Kata kunci: metode pembelajaran, project based learning, hasil belajar
DOWNLOAD PDF

PERANAN SCHOOL BASED INSET SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Oleh:
Arpan Supianto
SMK Negeri 4 Bengkulu Utara
Email: ilhamarpan8@gmail.com

ABSTRAK
Realitas yang terjadi di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara ialah profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan masih rendah, ini diperlihatkan data jika profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan masih rendah, guru belum juga memakai RPP sebagai tutorial mengajarkan, guru belum memakai media pembelajaran yang variasi, guru belum memakai taktik belajar yang disamakan dengan keadaan kelas.
Oleh karena itu periset di sini yang sekalian sebagai kepala sekolah akan tingkatkan profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan lewat penyelenggaraan School Based Inset.
Penelitian ini berada di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara. Subyek penelitian di sini yaitu guru yang berada di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan Juli 2021 s/d Oktober 2021. Tehnik penghimpunan data pada penelitian ini memakai tehnik nontes.
Berdasar penilaian profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan pada keadaan awalnya (prasiklus) bisa dijumpai jika score rerata yang didapatkan pada prasiklus ialah 1,87 maknanya profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan cukup. Dengan begitu bisa dijumpai jika profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan yang berada di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara saat sebelum ada penyelenggaraan School Based Inset masih rendah.
Berdasar penilaian profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan pada siklus I bisa dijumpai jika score nilai rerata yang didapat ialah 3,42 yang maknanya profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan dalam kelompok baik.
Dengan begitu bisa dijumpai jika profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan yang berada di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara makin bertambah, ini menunjukkan jika penyelenggaraan School Based Inset bisa tingkatkan profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan.
Berdasar penilaian profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan pada siklus II bisa dijumpai jika score rerata memperlihatkan nilai 5,37 atau masuk ke kelompok baik sekali. Penyelenggaraan School Based Inset yang sudah dilakukan secara terkonsep bisa dibuktikan bisa tingkatkan profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan di SMK Negeri 4 Bengkulu Utara dengan hasil penelitian ini bisa dibuktikan jika penyelenggaraan School Based Inset bisa tingkatkan profesionalisme guru dalam aktivitas belajar mengajarkan.
Keadaan ini bisa disaksikan dari penilaian rerata siklus I memperlihatkan rerata penilaian yang bagus bertambah jadi baik sekali dan yang sebelumnya memiliki rerata penilaian 3,42 bertambah jadi 5,37.

Kata kunci: school based inset, profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar
DOWNLOAD PDF

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM UPAYA PENGUASAAN MATERI MEMBUAT DESAIN KEMASAN PRODUK MENGGUNAKAN APLIKASI COREL DRAW UNTUK MENGHASILKAN PRODUK KREATIF DI KELAS XI

Oleh:
Yuni Tri Hadiati
SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara
Email: trihadiatiyuni@gmail.com

ABSTRAK
Mekanisme pembelajaran konservatif kurang fleksibel dalam menampung perubahan materi pembelajaran Design Paket Produk Inovatif karena guru harus intens sesuaikan materi dengan perubahan tehnologi terkini. Karena itu salah satunya usaha vital yang bisa dilaksanakan ialah lakukan pengembangan sistem pembelajaran Design Paket Produk Inovatif memakai sistem produk inovatif yakni satu sistem yang adopsi dari sistem Proyek Bassed Learning yang mempunyai ide jika pembelajaran Design Paket Produk Inovatif bisa diraih bila aktivitas pembelajarannya dipusatkan pada beberapa tugas yang berwujud project akhir dengan pengiringan guru seperti mekanisme pada suatu instansi/lembaga/perusahaan yang memberi pekerjaan ke pegawainya, untuk merealisasikan project pelajar sesuai khayalan dan hasil yang diharapkan dan dipresentasikan dalam kerangka.
Sistem itu mempunyai tujuan supaya pelajar mempunyai pengalaman seperti nanti mereka jalani kehidupan di dunia riil. Terima pekerjaan yang diberi, kerjakan sesuai saat yang ditetapkan, ikuti proses kerja yang diputuskan dan mengomunikasikan kekurangan yang dipunyainya supaya mendapati jalan keluar pembaruan hingga hasil akhir pekerjaan yang diterima bisa diwujudkan sesuai keinginan dan berkualitas.
Hasil penelitian memperlihatkan ketrampilan guru pada siklus I mendapat score 27 dengan persyaratan cukup, siklus II mendapat score 37 dengan persyaratan baik. Kegiatan pelajar pada siklus I mendapat score 17,4 dengan persyaratan cukup, siklus II mendapat score 21,09 dengan persyaratan baik. Prosentase ketuntasan klasikal pada siklus I alami ketuntasan belajar sejumlah 63% dengan rerata 63 siklus II sejumlah 85% dengan rerata 80.
Simpulan dari penelitian ini ialah taktik pembelajaran dengan sistem produk inovatif lewat aktivitas praktik bisa langsung tingkatkan ketrampilan guru dan kegiatan pelajar, dan hasil belajar pelajar kelas XI MM SMK Negeri 2 Penajam Paser Utara. Anjuran yang diberi ialah guru sebaiknya memakai mode pembelajaran yang inovatif dan bervariasi agar tingkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Kata kunci: desain kemasan produk; corel draw, metode produk kreatif
DOWNLOAD PDF

PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MELALUI SUPERVISI KELAS DI MASA PANDEMI

Oleh:
Siswanto
SD Negeri Banyuurip Ngawi
Email:siswanto78789@gmail.com

ABSTRAK
Pembelajaran yang sudah dilakukan harus memerhatikan prosedur kesehatan dalam usaha menahan penebaran Covid-19. Proses pembelajaran yang berjalan harus mengaplikasikan physical distancing, memakai masker, dan teratur membersihkan tangan dengan sabun. Implementasi physical distancing dengan jaga jarak tempat duduk pelajar akan berpengaruh pada kemampuan ruangan kelas. Jika awalnya ruangan kelas dapat diisi pelajar dalam jumlah optimal sama sesuai standard karena itu saat ini cuma bisa diisi 1/2 atau sepertiga jumlah pelajar. Dengan begitu perlu dirumuskan skema masuk pelajar ke kelas, apa ditata dengan mode shift (pelajar masuk kelas di untuk dalam beberapa shift) atau mode yang lain disetujui.
mekanisme pembelajaran online dan offline yang selama saat wabah diaplikasikan perlu diperhitungkan untuk selalu diteruskan pada proses pembelajaran. Pelajar dan guru telah mengenali bahkan juga terlatih dengan pembelajaran online dan offline itu.
Management kelas yang bagus oleh guru akan memberi imbas jika dibarengi supervisi pengajaran oleh kepala sekolah yang terprogram secara baik. Supervisi pengajaran di sekolah sebagai usaha pembimbingan yang sudah dilakukan oleh kepala sekolah pada guru dalam usaha tingkatkan performa guru pada proses pembelajaran, supervisi dilaksanakan untuk membuat proses pembelajaran yang efisien dan menolong guru agar mengoptimalkan kerjanya dalam mambantu peserta didik pecahkan persoalan dan menolong proses pembelajaran peserta didik.

Kata kunci: pembelajaran, blended learning, supervisi
DOWNLOAD PDF

PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DAN PEMBELAJARAN E-LEARNING DI SDN MANGUNHARJO 3 NGAWI

Oleh:
Markaban
SD Negeri Mangunharjo 3 Ngawi
Email:Markaban1968@gmail.com

ABSTRAK
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ialah virus yang serang mekanisme pernafasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebutkan COVID-19. Virus Corona dapat mengakibatkan masalah pada mekanisme pernafasan, pneumonia kronis, sampai kematian. E-learning ialah sebuah proses pembelajaran yang berbasiskan electronic. Salah satunya media yang dipakai ialah jaringan computer. Dengan dikembangkannya di jaringan computer memungkinkannya untuk diperkembangkan berbentuk berbasiskan situs, sehingga diperkembangkan ke jaringan computer yang bertambah luas yakni internet. Google Classroom ialah program yang diperkembangkan oleh Google. Karena program ini, beberapa pendidik dan pelajar dari sekolah mana saja dapat berbicara secara lebih simpel. Disamping itu, program ini gratis digunakan oleh pusat pengajaran atau organisasi nirlaba.Rumusan permasalahan dalam kreasi ilmiah ini ialah bagaimana usaha penangkalan penyebaran Covid-19 dan implementasi E-Learning di SDN Mangunharjo 3 Ngawi.Arah penelitian ini untuk ketahui seberapa jauh usaha penangkalan penyebaran Covid-19 dan implementasi E-Learning atau pembelajaran dalam jaringan (online) yang sudah dilakukan di SDN mangunharjo 3 Ngawi selama saat wabah Covid-19. Ringkasan peneletian ini ialah usaha penangkalan penyebaran Covid-19 dan implementasi E-Learning berjalan secara baik di SDN Mangunharjo 3 Ngawi.

Kata Kunci: Pencegahan, Penularan, Covid-19, Pembelajaran, E-learning.
DOWNLOAD PDF

Tinggalkan komentar