JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN

jurnal nasional inspirator guru

Volume 1 Nomor 4, Mei 2019
ISSN: 2654-2536

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS IX SMP NEGERI 2 BONANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh:
Yamin, S.Pd
SMP NEGERI 2 BONANG

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 2 Bonang tahun pelajaran 2017/2018 melalui implementasi pembelajaran aktif role playing. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan dan tes tertulis.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran aktif role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan tes tertulis yang dilakukan pada pertemuan kedua di setiap siklusnya. Pada saat pra siklus, ketuntasan siswa hanya 20%, setelah dilaksanakan siklus I dengan pembelajaran aktif role playing persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 63% kemudian pada tindakan siklus II, ketuntasan hasil belajar mencapai 90%.
Implementasi pembelajaran aktif role playing juga dapat meningkatkan indikator hasil belajar kelas IX SMP Negeri 2 Bonang Tahun Pelajaran 2017/2018. Indikator hasil belajar terdiri dari kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada siklus I indikator hasil belajar memperoleh skor akhir 62%, artinya indikator peningkatan pembelajaran siswa berada pada kriteria baik. Pada siklus II skor akhir indikator hasil belajar mencapai 89% sehingga berada pada kriteria sangat baik.

Kata Kunci: role playing, Hasil Belajar Siswa
Download PDF

PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR INQUIRY DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh:
Hodijah, S.Pd.
SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

ABSTRAK
Pembelajaran IPS di SMP Negeri 19 Kota Jambi, berdasarkan hasil observasi khususnya di kelas VII A, 64% nilai siswa masih di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan karena ketika dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang fokus dan kurang konsentrasi. Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Negeri 19 Kota Jambi khususnya di kelas VII A, selain penyebab di atas, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPS masih terlihat monoton dan kurang bervariatif, yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Sehingga ketika pelaksanaan pembelajaran IPS menjadi terasa jenuh. Pembelajaran antara guru dan siswa kurang komunikatif, sedangkan yang diperlukan dalam mempelajari IPS bukan hanya hafalan tetapi diperlukan juga pemahaman. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan strategi belajar inquiry dalam materi Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia di kelas VII A SMP Negeri 19 Kota Jambi. Pada kelas VII A SMP Negeri 19 Kota Jambi, metode pembelajaran inquiry ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, diharapkan metode inquiry ini dapat meningkatkan pemahaman serta hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 19 Kota Jambi dalam mata pelajaan IPS. Permasalahan yang diangkat dalam PTK ini adalah Penggunaan Strategi Belajar Inquiry dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia pada Siswa kelas VII A SMP Negeri 19 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil akhir dari penelitian ini adalah pada pra siklus peneliti masih menggunakan metode cermah sehungga jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 12 siswa atau 36%, kemudian pada siklus 1 dan siklus 2 peneliti menggunakan strategi belajar inquiry, hasil yang diperoleh adalah peningkatan jumlah siswa tuntas belajar menjadi 19 siswa atau 57%, dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 28 siswa atau 84% siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Maka dari itu, dapat disimpulkan dengan konsep 4x pertemuan maka strategi belajar inquiry mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS khususnya pada materi Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia.

Kata Kunci: Penggunaan Strategi Belajar Inquiry, meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia
Download PDF

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN MENGAJAR GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-WILAYAH KEPENGAWASAN BINAAN II KECAMATAN CIRACAS KOTA ADMINSTRASI JAKARTA TIMUR
Oleh:
SRI SUPARMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2015

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari: pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-Wilayah Binaan II Kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur, 2). pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap disiplin kerja guru Sekolah Dasar Negeri Se-Wilayah Binaan II Kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur, dan 3) pengaruh gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap pengalaman mengajar guru Sekolah Dasar Negeri Se-Wilayah Binaan II Kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan jalur analisis. Populasi penelitian ini adalah semua guru di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Binaan II Kecamatan Ciracas Kota Administarsi Jakarta Timur sebanyak 145 orangpada Tahun 2014. Sampel penelitian ini sebanyak 106 orang yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian disimpulkan bahwa (1) “ terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru sebesar (ϸ31) = 0.302 dengan = 53.80 + 0.55 X1, yang menunjukkan jika penambahan satu unit gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah, maka maka meningkatkan disiplin kerja guru sebesar 0.55. (2) “ terdapat pengaruh langsung positif pengalaman mengajar guru terhadap disiplin kerja guru sebesar (ϸ32) = 0.418 dengan = 47.37 + 0.63 X2, yang menunjukkan jika penambahan satu unit pengalamana mengajar guru, maka maka meningkatkan disiplin kerja guru sebesar 0.63 , dan (3) “terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap pengalaman mengajar guru Sekolah Dasar Negeri Se-Wilayah Binaan II Kecamatan Ciracas Kota Administrasi Jakarta Timur sebesar (ϸ21) = 0.515 “ dengan = 55.67 + 0.49 X1, yang menunjukkan jika penambahan satu unit gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah, maka maka meningkatkan pengalaman mengajar guru sebesar 0.49.

Download PDF

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SDN. 003 BONTANG BARAT
Oleh:
EFIE PARABANG, M.Pd
SDN. 003 BONTANG BARAT

ABSTRAK
Setiap proses pasti selalu meliputi tiga kegiatan utama yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Demikian pula yang terjadi dengan proses belajar mengajar di sekolah. Seorang guru diharuskan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Proses perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru meliputi kegiatan utama sebagai berikut:

  1. Membuat program tahunan.
  2. Membuat silabus.
  3. Membuat program semester.
  4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
  5. Dan membuat program ulangan/evaluasi.
    Dari kelima unsur tersebut di atas, silabus dan RPP merupakan persiapan paling minimal seorang guru ketika hendak mengajar. Berdasar kepada hasil analisa pada tahun pelajaran 2016/2017 di SDN. 003 Bontang Barat, muncul permasalahan rendahnya guru yang membuat perencanaan pembelajaran khususnya penyusunan silabus dan RPP.
    Untuk meneliti lemahnya kinerja guru dalam hal tersebut, dilakukanlah penelitian untuk melihat sejauhmana langkah supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    Download PDF

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TIM PENGEMBANG KURIKULUM SEKOLAH KHUSUS PADA GUGUS 7 KOTA CILEGON MELALUI WORKSHOP
Oleh:
EFI SUPILAH, S.Pd, MM
GUGUS 7 KOTA CILEGON

ABSTRAK
Hasil ahir penelitian ini adalah pada pra siklus, peneliti belum mengadakan workshop karena pra siklus ini sebagai pembanding nantinya, bagaimana hasil kualitas tim pengembang kurikulum sekolah sebelum di adakan workshop dan sesudah diadakan workshop. Pada siklus I ini, guru sudah mulai faham dan mampu menyusun kurikulum walaupun belum maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 35 dengan kriteria skor maksimal tiap TPK (Tim Pengembang Kurikulum): 4 x 3 = 12. Skor maksimal semua TPK (Tim Pengembang Kurikulum) 4 x 12 = 48. Skor harapan 75% x 48 = 36, yang berarti kualitas tim pengembang kurikulum sekolah cukup baik. Dimana Skh Tri Darma mendapatkan skor 8, Skh Al Khaeriyah mendapatkan skor 11, Skh Al Ihsan 02 mendapatkan skor 8 dan Skh Al Kautsar Cilegon mendapatkan skor 8 sedangkan skor maksimal tiap TPK (Tim Pengembang Kurikulum) adalah 12. Dimana Skh Tri Darma mendapatkan skor 8, Skh Al Khaeriyah mendapatkan skor 11, Skh Al Ihsan 02 mendapatkan skor 8 dan Skh Al Kautsar Cilegon mendapatkan skor 8 sedangkan skor maksimal tiap TPK (Tim Pengembang Kurikulum) adalah 12. Pada siklus II ini, guru sudah mulai faham dan mampu menyusun kurikulum dan sudah maksimal karena skor yang di dapat dari hasil observasi adalah 46 dengan kriteria skor maksimal tiap TPK (Tim Pengembang Kurikulum): 4 x 3 = 12. Skor maksimal semua TPK (Tim Pengembang Kurikulum) 4 x 12 = 48. Skor harapan 75% x 48 = 36, yang berarti kualitas tim pengembang kurikulum sekolah sudah sangat baik. Adapun Skh Tri Darma mendapatkan skor 11, Skh Al Khaeriyah mendapatkan skor 12, Skh Al Ihsan 02 mendapatkan skor 12 dan Skh Al Kautsar Cilegon mendapatkan skor 11 sedangkan skor maksimal tiap TPK (Tim Pengembang Kurikulum) adalah 12.

Kata Kunci: Kualitas Tim Pengembang Kurikulum, Workshop
Download

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI IHT PROFESIONAL GURU DI SD NEGERI NO.030425 SIMERPARA TAHUN 2018
Oleh:
HASTUTI S.Pd.I
SD NEGERI NO.030425 SIMERPARA

ABSTRAK
Hasil ahir penelitian ini adalah Kompetensi Profesional Guru meningkat.
Pada siklus I juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap kompetensi Profesional Guru, hasil yang diperoleh pada siklus I mencapai skor 83 dan skor rata-rata mencapai 9,2 artinya Kompetensi Profesional Guru sudah sangat baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus I, karena pada saat pra siklus skor observasi yang diperoleh adalah 45 dan skor rata-rata 5.
Pada siklus II ini, guru sudah mampu mengajar di kelas dan sudah maksimal karena skor yang didapat dari hasil observasi adalah 101 dengan kriteria skor maksimal tiap guru: 3 x 4 = 12. Skor maksimal semua guru 12 x 9 = 108 yang berarti kemampuan guru dalam mengajar di kelas baik.
Pada siklus II juga, kepala sekolah mengadakan observasi terhadap kompetensi Profesional Guru, hasil yang diperoleh pada siklus II mencapai skor 101 dan skor rata-rata mencapai 11,2 artinya Kompetensi Profesional Guru sudah sangat baik. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus I sampai ke siklus II karena pada saat pra siklus skor observasi yang diperoleh adalah 45 dan skor rata-rata 5. Siklus I mencapai 83 dan skor rata-rata 9,2. Lalu pada siklus II mencapai skor 101 dan skor rata-rata 11,2.

Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Kegiatan IHT Profesional Guru
Download PDF

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU DALAM MENERAPAKAN METODE SAINTIFIK DI SD NEGERI NO. 035945 BINALUN TAHUN 2019
Oleh:
ASLIYAH BANCIN
SD NEGERI NO. 035945 BINALUN

ABSTRAK
Hasil penelitian siklus I yakni hasil skor yang didapatkan Ahmad Manik, Elida Berutu, Lisnawati Angkat, dan Naimah Berutu adalah 11 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Ahmad Manik, Elida Berutu, Lisnawati Angkat, dan Naimah Berutu dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.
Adapun hasil skor yang didapatkan Nurhani Limbong, Nuriaman Tinambunan, Perimahlina Berutu, Sakkap Padang adalah 12 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Nurhani Limbong, Nuriaman Tinambunan, Perimahlina Berutu, Sakkap Padang dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.
Adapun hasil skor yang didapatkan Seri Sasmita Berutu, Tanian Berutu dan Yosana Zalukku adalah 12 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Seri Sasmita Berutu, Tanian Berutu dan Yosana Zalukku dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.
Pada siklus II, hasil skor meningkat. Adapun hasil skor yang didapatkan Ahmad Manik, Elida Berutu, Lisnawati Angkat, dan Naimah Berutu pada siklus II meningkat menjadi 14 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Ahmad Manik, Elida Berutu, Lisnawati Angkat, dan Naimah Berutu dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.
Selanjutnya hasil skor yang didapatkan Nurhani Limbong, Nuriaman Tinambunan, Perimahlina Berutu, Sakkap Padang, juga meningkat menjadi 14 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Nurhani Limbong, Nuriaman Tinambunan, Perimahlina Berutu, Sakkap Padang dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.
Kemudian hasil skor yang didapatkan Seri Sasmita Berutu, Tanian Berutu dan Yosana Zalukku, juga meningkat menjadi 14 dengan skor maksimal 15 dan skor harapan 11 maka kemampuan Seri Sasmita Berutu, Tanian Berutu dan Yosana Zalukku dalam menerapkan metode saintifik sudah tergolong baik.

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Ketrampilan Guru dalam Menerapakan Metode Saintifik
Download PDF

PENINGKATAN KOMPETENSI SOSIAL GURU MELALUI WORKSHOP GURU DI SD NEGERI 030424 LAE IKAN TAHUN 2018
Oleh:
POLINA MANIK
SD NEGERI 030424 LAE IKAN

ABSTRAK
Pada pra siklus peneliti baru mengamati seberapa besar kompetensi sosial guru dan ternyata hasilnya sangat rendah yakni mendapat skor rata-rata cuma 5 artinya kompetensi sosial guru kurang baik.
Lalu dilanjutkan siklus I peneliti (kepala sekolah) sudah mengadakan workshop untuk memperbaiki kompetensi sosial guru di SD Negeri 030424 Lae Ikan.
Dilihat dari hasil observasi ada peningkatan skor rata-rata dari pra siklus ke siklus I, dimana hasil skor rata-rata observasi pra siklus hanya mencapai skor 5 sementara pada siklus I mencapai 9,3 yang artinya kompetensi sosial guru baik.
Selanjutnya pada siklus II hasil observasi mencapai skor 11,2 artinya kompetensi sosial guru sangat baik.
Workshop dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal di SD Negeri 030424 Lae Ikan dapat dilakukan melalui pengamatan dan pemantauan kepala sekolah dalam kegiatan workshop. Dari hasil analisis diperoleh hasil bahwa, workshop sangat efektif untuk meningkatakan kompetensi sosial guru, karena guru memiliki kesempatan mendiskusikan secara bersama-sama untuk mengkaji dan memecahkan permasalahan berdasarkan keadaan di lapangan, kemudian dapat memperbaikinya atau melakukan tindak lanjut pada siklus berikutnya secara terus menerus apabila masalah belum terselesaikan.

Kata Kunci: Kompetensi Sosial Guru, Workshop
Download PDF

2 pemikiran pada “JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN”

Tinggalkan komentar